BETAWIPEDIA- Sepanjang 2019, Kementerian Komunikasi dan Informasi menemukan 3.801 hoaks. Mayoritas hoaks itu adalah terkait politik, yaitu mengenai calon presiden dan wakil presiden, partai politik peserta dan penyelenggara Pemilu. Sementara itu, per 16 November 2020, Kominfo menemukan 2.024 hoaks beredar di Indonesia sejak awal tahun.
Kondisi ini menuntut peran jurnalis sebagai garda terdepan penyebar informasi. Hal ini pula yang menjadi perhatian khusus Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali saat menerima Forum Jurnalis Betawi (FJB) di Balai Kota, Senin (15/2).
“Kita harus bisa membuktikan bahwa ‘good news is a good news’,” kata Marullah yang dilantik menjadi Sekda Provinsi DKI Jakarta pada 18 Januari lalu dalam keterangan resminya yang diterima BETAWIPEDIA, Senin (15/2).
Di ruang rapat Sekda Provinsi DKI Jakarta, FJB memperkenalkan profil forum yang berdiri sejak 2017 silam dan menjelaskan program-program kegiatan sepanjang tahun lalu dan rencana kegiatan di 2021.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan kekeluargaan, Sekda Marullah yang didamping Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemprov DKI Jakarta Taufan Bakri berharap kepada FJB dalam membuat produk jurnalistik (berita) tidak menganut prinsip ‘bad news is a good news’ atau berita tentang keburukan merupakan berita yang baik. Kondisi ini merupakan tantangan terkini jurnalis era digital supaya lebih mengedepankan prinsip berita yang baik adalah berita baik.
Menurut Marullah, berita yang baik juga bisa banyak dibaca orang asal dikemas dalam penulisan yang baik. Berita yang ditulis dengan baik dan sudut pandang yang positif tetap menarik untuk dibaca masyarakat. Berita seperti itu diharapkan dapat mengubah persepsi dan perilaku masyarakat dalam memandang sebuah masalah. Sebaliknya, berita baik yang dikemas dengan penulisan kurang baik berpotensi menimbulkan persepsi keliru pembacanya.
“Hentikan lah kampanye ‘bad news is a good news’,” ujar Sekda Marullah yang sebelumnya menjabat Wali Kota Jakarta Selatan.
Namun, pada kesempatan serupa, Sekda juga mendorong kepada aparat birokrasi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta tidak berprinsip ‘no news is a good news’, yang berdampak para birokrat itu akhirnya tidak pernah berbicara kepada jurnalis. Akibatnya, kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang baik tidak bisa diketahui dan dipahami masyarakat.
Untuk itu, Sekda juga berharap FJB bisa menjadi contoh menjadi pelopor ‘jurnalisme positif’ di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Ketua FJB Ahmad Buchori selain memperkenalkan FJB juga menyatakan siap bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta dalam melaksanakan strategi komunikasinya ke masyarakat dan menyosialisasikan kebijakannya.
“Salah satu fungsi FJB adalah ingin menjadi mitra Pemprov DKI Jakarta dalam membangun kota Jakarta, khususnya yang berbasis nilai-nilai lokal kebetawian,” pungkas Buchori.
Dalam silaturahim ini, FJB memberikan suvenir kepada Sekda Marullah berupa kaos bertuliskan ‘Forum Jurnalis Betawi’ dan buku Mencari Si Pitung karya Abdul Chaer.
Selain Ahmad Buchori, FJB juga diwakili oleh M Syakur Usman (Sekretaris) dan sejumlah anggota Dewan Penasihat FJB, yakni Abdul Salam, Lahyanto Nadie, Jamalul Insan, dan Yusron Syarif.
foto: Forum Jurnalis Betawi