Setelah 100 Tahun Betawi Punya Perkumpulan Lagi

Setelah 100 Tahun Betawi Punya Perkumpulan Lagi

Perkoempoelan Kaoem Betawi (1923) dan Peserta Kongres Majelis Kaum Betawi (2023)-istimewa-

Hai bangsakoe Betawi marilah kita bersatoe dalam koempoelan kita “Kaoem Betawi”. Bersatoe beroepaja membaikkan nasib kebangsaan kita seperti orang-orang jang lain djoega. (Tjahaja Betawi, 10 July 1923).

Nukilan kalimat dalam koran terbitan 1923 itu sebagai salah satu penanda hadirnya Perkoempoelan Kaoem Betawi yang disahkan oleh Pemerintah kolonial Belanda pada masa itu. Seperti dikutip Siswantari (2018) dalam penelitiannya berjudul “Perhimpoenan Kaoem Betawi: The Struggle for Identity and role in the Indonesian National Movement (1923-1941)” potangan kalimat itu mengisyaratkan, bahwa kaum Betawi yang terdiri dari berbagai macam kelompok golongan, menyatakan diri berhimpun dalam satu wadah bersama.

Kini, tepat 100 tahun berselang, Kongres Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi (MAPKB) berakhir Sabtu (10/6/2023) sore di Candi Bentar, Putri Duyung, Ancol, Jakarta Utara menetapkan KH. Dr. Marullah Matali, Lc. MA.g, sebagai ketua Majelis Kaum Betawi (MKB). Sejarah kembali mencatat, setidaknya 114 ormas etnis Betawi sepakat menetapkan arah bersama untuk membangun negeri sekaligus mengangkat harkat kaum Betawi.

Kongres menghasilkan beberapa keputusan penting, termasuk sepakat untuk mendirikan lembaga adat pertama dalam sejarah masyarakat Betawi. Nama lembaga adat juga disepakati, di mana sebelumnya Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi (MAPKB) menjadi Majelis Kaum Betawi (MKB).

"Alhamdulillah, nama MKB ini disetujui oleh semua Komisi," kata pimpinan sidang pleno yang juga Ketua Steering Committee, Haji Zainuddin atau Haji Oding.

Haji Oding menambahkan bahwa pembahasan materi Kongres dibagi menjadi tiga Komisi. "Setelah diskusi yang luar biasa, beberapa keputusan dihasilkan, termasuk keputusan bersejarah pendirian lembaga adat Betawi ini," kata Haji Oding.

Selain itu, Kongres dengan suara bulat menunjuk Marullah Matali sebagai Ketua Wali Amanah pertama MKB.

Pengukuhan Marullah dilakukan langsung setelah Sidang Pleno Kongres yang diikuti oleh 114 organisasi masyarakat Betawi. Dengan alunan salawat Nabi yang dilantunkan oleh peserta Kongres, suasana pengukuhan berlangsung haru. "Bismillah, saya menerima amanah ini, karena saya yakin saudara-saudara saya akan membantu saya menjalankan tugas ini," tegas Marullah Matali.

Dalam pidato pertamanya setelah pengukuhan, Marullah Matali mengutip ucapan Abu Bakar saat dilantik sebagai Khalifah. "Saya bukan yang terhebat, tapi kalian semua telah memilih saya. Jadi, jika saya melakukan hal baik, kuatkanlah saya. Tetapi jika saya melakukan hal yang keliru, tegurlah saya."

Marullah juga mengucapkan terima kasih kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, yang telah mendukung pelaksanaan Kongres. Dia juga berterima kasih kepada tokoh-tokoh Betawi, peserta Kongres, dan manajemen Taman Impian Jaya Ancol yang telah memfasilitasi Kongres pertama MKB.

Selain menunjuk Marullah Matali sebagai Ketua Wali Amanah, Kongres juga memberikan mandat kepada Marullah untuk menyusun personalia MKB dalam waktu satu bulan ke depan. Kongres juga berhasil menetapkan 21 kaidah terkait kepemimpinan adat kaum Betawi, termasuk kaidah Wali Amanah dan kaidah badan-badan pelaksana MKBI.

Keputusan lainnya adalah merekomendasikan kepada MKB untuk membangun gedung Betawi Center sebagai pusat kegiatan kebetawian. Kongres juga merekomendasikan pembangunan asrama bagi mahasiswa Betawi yang sedang kuliah di luar Jakarta.

"Terpenting dalam kongres ini kita sudah menyatukan langkah, Betawi ke depan sepakat bersama-sama menguatkan diri. InsyaAllah kita bisa memberikan kontribusi terbaik untuk Jakarta," tuturnya.

Seperti nukilan koran 100 tahun silam, semangat ini perlu ditebarkan agar tak hanya sekadar slogan.

Sumber: