Topeng Betawi: Dari Pinggir Kembali ke Pinggir

Topeng Betawi: Dari Pinggir Kembali ke Pinggir

Pementasan Kesenian Topeng Betawi -Dr. Adhalina Maria, MSi-

Dr. Adhalina Maria  adalah peneliti dengan gelar doktor dalam Antropologi dari Universitas Indonesia dengan judul disertasi "Agensi dan Performativitas Gender Perempuan dan Transpuan Pekerja Seni Dalam Merespons Konstruksi Gender pada Komunitas Topeng Betawiyang diraihnya pada tahun 2022. Adhalina juga menyandang gelar magister dalam Manajemen Pemasaran. Ia  mengintegrasikan perspektif dari komunikasi sosial, antropologi, dan studi gender untuk memperoleh wawasan tentang berbagai fenomena. Pendekatan ini memungkinkan  menghasilkan laporan penelitian yang unik dan beragam. Keahliannya terletak pada etnografi, penelitian kualitatif, dan juga metodologi penelitian kuantitatif. Dalam dunia penelitian, ia berpengalaman lebih dari satu dekade dan lebih dari dua dekade dalam komunikasi pemasaran. Di waktu luang, Adhalina merasa puas dengan fotografi jalanan dan etno-fotografi, bermain dengan hewan, menikmati membaca buku, dan menonton pertunjukan seni.

Referensi:

  • Chaer, Abdul.  2015         Folklor Betawi: Kebudayaan & Kehidupan Orang Betawi. Depok:  Masup Jakarta.
  • Kleden-Probonegoro, Ninuk L. 1987 Teater Topeng Betawi sebagai Teks dan Maknanya, Suatu Tafsiran  Antropologi. Disertasi Doktor tidak diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia.
  • Parani, Julianti  2017  Bunga Rampai Seni Pertunjukan Kebetawian. Jakarta: IKJ Press.
  • Ruchiat et. al 2000  Ikhtisar Kesenian Betawi Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
  • Ruchiat 2016  Topeng Cisalak Melanglang Jaman. Tidak diterbitkan.
  • Shahab, Yasmine Zaki  2004 Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi. Depok: Laboratorium Antropologi, FISIP UI.

Note: Sebetulnya pengelompokkan orang Betawi yang dilakukan oleh ahli Betawi berdasarkan lokasi tempat tinggal, telah ditentang oleh orang Betawi sendiri karena dianggap memecah belah persatuan Betawi. Namun, pengelompokan ini masih dianggap penting untuk dilakukan sebagai pisau analisis dalam membahas persoalan Betawi.

Sumber: